Belajar dari langit

Semenjak kecil, aku selalu menyukai langit.

Bagaimana warna dan unsur dapat berbaur menjadi sebuah kesatuan yang indah.

Ketika aku belajar menggambar, aku selalu bersemangat mewarnai langit dengan gradasi warna untuk menghidupkan gambarku.

Aku bisa mencampur biru tua dengan oranye untuk menghasilkan efek senja. Atau aku kombinasikan warna hitam dengan biru muda dan putih untuk menggambarkan suasana dini hari.

 

Tanpa kusadari, kebiasaan ini berlanjut hingga aku dewasa.

Ketika aku mendongakkan kepalaku saat sedang berhenti di lampu merah dan melihat bawa hari sudah senja, secara otomatis kukeluarkan kamera ponselku untuk mengabadikannya. Fokusku selalu terpecah ketika lampu sudah hijau dan aku harus kembali mengarahkan pandanganku ke jalanan.

Begitu pula ketika aku sedang di rumah dan bersantai. Setiap kusadari bahwa langit sore ini indah, aku segera berlari ke balkon dan menghabiskan beberapa menit untuk mengabadikannya.

 

Kini aku mengerti mengapa langit dapat menarik perhatianku.

Seperti layaknya matahari yang bergerak tiap detiknya dan menyebabkan unsur dan warna langit ikut berubah, aku sadar bahwa hidup juga begitu adanya.

Jika langit saja dapat berubah setiap detik, lalu kenapa manusia menganggap bahwa hidupnya akan aman dari perubahan? Mengapa manusia dengan sombongnya percaya diri bahwa rencana hidup yang ia susun dengan seksama tidak akan buyar karena faktor x yang tidak diperhitungkan?

Melalui langit, aku belajar bahwa manusia hanyalah bagian kecil dari kehidupan ini.

Leave a comment